Selamat Datang

TERIMA KASIH SUDAH MENGUNJUNGI BLOG DPD LDII KOTA LUBUKLINGGAU

Sabtu, 23 Februari 2013

Pengajian Mahasiswa DPD LDII Kota Lubuklinggau - Sumatera Selatan

Mahasiswa adalah agen perubahan yang dapat membawa perubahan pada masa depan suatu Negara. Mahasiswa adalah masyarakat terdidik yang memiliki jiwa kritis dan ilmiah. Peran mahasiwa dalam suatu negara akan menjadi sangat dominan dalam keberhasilan pembangunan, akan tetapi dengan ilmu pengetahuan tanpa adanya kekuatan ilmu agama yang bedasar Al-Quran dan Hadits hanya akan membawa dampak negatif pada kekuatan Sumber Daya Manusia tersebut.
untuk itu DPD LDII Kota Lubuklinggau yang merupakan wadah kegiatan dalam pembinaan umat terus melakukan terobosan-terobosan dalam berkiprah untuk beramal sholeh dan memerangi nahi mungkar. tentunya dalam membina mental spiritual keagamaan dalam koridor Al-Quran dan Hadits bagi mahasiswa/i yang ada di Kota Lubuklinggau dan daerah sekitar telah mengadakan pengajian  Mahasiswa/i yang di laksanakan pada hari minggu pukul 08.00 - 10.00 Wib.
"semoga dalam pengajian ini menjadi wadah tempat para cendikia dalam membina mental berdasarkan Al-Quran dan Hadits, karena mahasiswa pada umumnya masih labil, sehingga sangat berdampak positif apabila mahasiswa/i dapat menghadiri majlis-majlis yang bermanfaat. kedepan DPD LDII Kota Lubuklinggau akan memberikan pelatihan entrepreneur guna membekali mahasiswa/i agar memiliki jiwa mandiri sehingga terwujud 3 sukses generus, yaitu :
1. Alim dan Faqih
2. Berakhlakul Karimah.
3. Mandiri.
sehingga kedepannya diharapkan melalui kegiatan ini menghasilkan out put Sumber Daya Manusia yang handal religius dan mandiri"' demikian ungkapan ketua DPD LDII Kota Lubuklinggau Rifai, M.Pd.

3 sukses Yes.... Narkoba No.....

Sholat Malam


Dahulu, salah seorang tabi’in pernah berkata, “Sungguh, jika tiada sepertiga malam terakhir, aku tidak betah hidup di dunia ini”. Petuah yang indah. Ia benar-benar mereguk kenikmatan tiada tara saat berkhalwat (berduaan) dengan Tuhannya – lewat jalan bangun malam.  Jaman bukan lagi halangan. Dunia hanyalah sementara.

Di sini, saat ini, seorang anak manusia berkata; “Sungguh, betapa inginnya diriku untuk bisa bangun malam, mumpung masih ada waktu di dunia ini.” Keinginan ‘meniru’ yang menggantung. Di tengah asa dan usaha yang terus membumbung. Berkelindan di ombang - ambing derasnya arus jaman. Di mana gelap malam dan siang hampir tak ada bedanya. Inilah tipuan dunia. Kesenangan yang membujuk. Walau niatnya patut diapresiasi. Akankah asa pada puncaknya?

Suatu ketika ada sekelompok sahabat yang telah mengalami kehausan karena kehabisan minuman dalam perjalanan safar berhari-hari. Ketika mereka menemukan sebuah sumber air, segera mereka minum dan membasahi muka sepuas-puasnya. Namun ada seorang sahabat yang justru ketika ia akan mengambil air, ia malahan menangis sesenggukan. Sahabat lain pun bertanya, “Mengapa engkau menangis, padahal Allah memberikanmu minuman pada saat kehausan?”.
Sahabat tersebut berkata, “Ketika aku membaca doa “Allahumma bariklana fii maa razaqtana waqina adzabannaar”, terbayang olehku penduduk neraka yang lebih haus dariku, namun diharamkan padanya meminum air sedikit pun. Firman Allah: “Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga: “Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzekikan Allah kepadamu”. Mereka (penghuni surga) menjawab: “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir.” (QS. Al-A’raaf: 50).
Subhanallah, sahabat tersebut mampu menangkap hakikat kalimat “waqina adzabannar” dalam doa mau makan dan minum. Kenapa? Karena ia selalu berdzikir mengingat Allah setiap waktu. Persis seperti Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang duduk dalam suatu tempat, lalu di situ ia tak berdzikir kepada Allah, maka kelak ia akan mendapat kerugian dan penyesalan”. (HR Abu Dawud).
Masyaa’ Allah - saat ini, di sini, di jaman ini, jangankan mengingat neraka. Banyak anak manusia yang makan dan minum bahkan tanpa berdoa.  Di atas kelimpahan itu, ada kepongahan. Di tengah kemudahan itu, ternyata melenakan. Gembelengan. Bahkan tak jarang yang memakai tangan kirinya. Gaya – gayaan dan sok – sokan.
Diriwayatkan bahwa Haritsah RA berkata kepada Rasulullah SAW, “Pagi ini, saya menjadi mukmin yang sebenarnya”. Beliau berkata kepadanya, “Seorang Mukmin yang benar itu memiliki hakikat. Lantas apa hakikat dari keimananmu?” Ia menjawab, “Saya jauhkan diriku dari dunia, hingga di mataku batu dan permata terlihat sama….”
Batu dan permata sama? Perumpamaan yang indah. Mirip cerita Abah (alm) yang methithi dengan wasiatnya agar melanggengkan bangun malam. Suatu ketika dia menggambarkan, saking nikmatnya bangun malam sehingga merasakan dunia seperti tai (kotoran manusia) – uang laksana larahan (sampah dedaunan). Saking khusyu’nya dalam beribadah. Saking tekunnya dalam bangun malam.

Di sudut lain kehidupan berkisah, sebagai gambaran kebanyak dari anak manusia, yang terpikat dengan dunia. Hasilnya, menjauhkan mereka dari bangun malam. Pun dunia tetap tidak kebagian.
Dikisahkan, seorang  guru  sedang bermeditasi  di  tepi sungai  kehidupan ketika seorang  murid  membungkuk  dan meletakkan dua butir mutiara indah di depan kakinya. Tanda hormat dan baktinya. Guru  itu  membuka  matanya,  mengangkat  salah  satu  butir mutiara itu dan memegangnya sembarangan, sehingga mutiara itu jatuh dan menggelinding masuk ke dalam sungai. Murid itu menjadi cemas dan segera meloncat masuk  ke  dalam sungai. Akan tetapi meskipun ia berkali-kali menyelam sampai malam, ia tidak berhasil menemukannya. Akhirnya dengan pakaian basah  kuyup  dan  badan  lelah,  ia membangunkan  guru  dari  meditasinya,  "Maaf Guru. Sekali lagi maaf. Guru tahu di mana mutiara itu jatuh. Tunjukkanlah tempatnya supaya saya dapat mengambilnya lagi dan mengembalikannya kepada guru." Guru  itu  mengangkat  mutiara  yang lain, melemparkannya ke dalam sungai dan berkata, "Di situ!"
Di jamannya dan di saat kini, kebanyakan anak manusia mencoba memiliki harta – benda. Padahal  benda  tidak  dapat sungguh-sungguh  dimiliki.  Oleh karena itu, yang penting dipahami, pastikanlah  bahwa kita tidak dimiliki oleh benda-benda itu.
Kemudian hadits itu berlanjut:
“… Saya seakan-akan melihat singgasana Tuhanku tampak nyata. Saya seakan-akan melihat penduduk surga bersenang-senang di dalam surga dan penduduk neraka disiksa di dalam neraka.” Beliau SAW berkata, “Hai Haritsah, kamu telah mengetahuinya. Karena itu, istiqomahlah”. Kelanggengan beramal.
Dan anak manusia itu harus memulainya. Dari mana? Dari yang kecil. Dari hal yang kecil. Terus dan terus. Sedikit demi sedikit. Seperti meniti titah Nabi SAW yang satu ini. Dari Abu Hurairah RA disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Allah bersabda, ‘Aku menuruti prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Kalau ia mengingat-Ku dalam hati, Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Kalau ia mengingat-Ku di tengah kerumunan orang, Aku pun akan mengingatnya di tengah kerumunan yang lebih baik daripada mereka. Kalau ia mendekat diri kepada-Ku sejengkal, Aku pun mendekatkan diri kepadanya sehasta. Kalau ia mendekatkan diri pada-Ku sehasta. Aku pun akan mendekatkan diri kepadanya sedepa. Jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan, Aku akan mendatanginya dengan berlari kecil”.
Dan yakinlah wahai anak manusia, dalil di atas masih berlaku di kelindan jaman apa saja.

Oleh : Faizunal Abdillah

Jumat, 22 Februari 2013

Keberadaan LDII Kota Lubuklinggau

LDII adalah singkatan dari Lembaga Dakwah Islam Indonesia yang keberadaannya sudah ada di kota yang berjuluk sebiduk semare ini. kepengurusan dari DPD LDII kota Lubuklinggau ini berdasarkan Musda pada bulan Juni 2011 di percayakan di ketuai oleh Rifai S.Pd, M.Pd dengan Sekretaris Andi Mulya. DPD LDII Kota Lubuklinggau memiliki harapan untuk menjadikan warganya menjadi warga yang tertib dan patuh kepada pemerintah Indonesia dengan berlandaskan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan sunah dari Nabi Muhammad SAW. DPD LDII Kota Lubuklinggau berkomitmen akan membantu dan mendukung program pemerintah yang dapat membawa kebaikan kepada seluruh masyarakat.
DPD LDII Kota Lubuklinggau memiliki 4 PC dan 10 PAC yang tersebar di Kota Lubuklinggau. Dalam bidang dakwah DPD LDII menugaskan setiap ustad atau pun ustadzah yang berasal dari Pondok Pesantren yang berada dari Pulau Jawa di setiap PAC yang kini ada 27 orang Ustad/Ustadzah yang terdaftar di DPD LDII Kota Lubuklinggau. Jadi bagi masyarakat yang ingin belajar AL-QURAN dan AL-HADITS dapat mendatangi kantor LDII Kota Lubuklinggau dengan alamat : Jl. LDII - Komplek LDII Kelurahan Batu Urip Taba Kecamatan Lubuklinggau Timur I (Depan Kantor Linggau Post)